Minggu, 05 Februari 2023

Proofreading dahulu, publishing kemudian.

Proofreading dahulu, publishing kemudian.

 


Apa kabar teman-teman Pegiat Literasi Nusantara (PLN) di seluruh Indonesia?

Semoga semua sehat-sehat, bahagia dan tetap semangat 👍❤️🇮🇩

 

Moderator kelas menulis kali ini adalah Bu Helwiyah, S.Pd.,MM., biasa disapa Bu Ewi untuk membersamai kita semua dalam pertemuan ke-12 dari 30 pertemuan kelas Belajar Menulis  angkatan 28

 

Bunga sekuntum mekar berseri,

Disunting gadis dari Betawi,

Assalamu Alaikum pegiat literasi,

Salam jumpa dengan Bu ewi

 

Beliau adalah alumni Kelas Menulis Belajar Nusantara angkatan 20.

Semoga kelas ini dapat menginspirasi dan memotivasi diri mewujudkan mimpi menjadi penulis sejati.

 

Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis.

Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan.

Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.

Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan.

Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.

Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya.

Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

 

Bagaimana caranya?

 

Sahabat pegiat literasi sekarang sudah berada di tempat yang tepat 👍

Kita berliterasi membaca dulu ya teman-teman...

 

Sekedar berkenalan dengan narsum kita. Memiliki nama lengkap Susanto, S.Pd. dengan nama komunitas “Pak D”. Kelahiran Gombong Kebumen tahun 1971 yang berprofesi sebagai guru SD Negeri dan menetap di Sumatera Selatan. Beliau adalah alumni Kelas Belajar Menulis Angkatan 15.

Untuk mengenal seseorang lebih jauh, bisa kita kenali lewat tulisannya di www.blogsusanto.com

 

Pernah membaca tulisan yang salah ejaan dan typo pengetikan?

Bagaimana rasanya?

Jika kita di posisi penulisnya, apa yang harus dilakukan sebelum tulisan dipublish?

Judul materi pertemuan ke-12 ini adalah “Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan

Naah, apa itu proofreading?

 

Agar tulisan kita minim kesalahan, jika tidak bisa sempurna 100%. Simpan dan baca dulu, ambil inti sarinya agar terhindar dari saltem (salin tempel).

 

Setelah tulisan 'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting atau padanannya barangkali self editing, ya?

 

Langkah-langkah swasunting:

1.    Endapkan tulisan Anda selama beberapa waktu

2.    Meminta teman membaca tulisan kita

3.    Meminta seorang proofreader

4.    Menggunakan aplikasi atau “editing tools

 

Tahapan menulis:

1.    Drafting

Tulis draft pertama. Ubah ide menjadi kalimat dan hubungkan.

2.    Proofreading

Periksa konten, tata Bahasa, dan kosa kata.

3.    Redrafting

Tulis ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan. (Draft ulang jika perlu)

 

Proofreading adalah tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku atau formatter.

 

Tips melakukan proofreading:

1.    Perhatikan detail

Proofreading adalah jenis membaca yang berbeda. Kita harus membaca setiap huruf, setipa tanda baca, dan setiap spasi.

2.    Membaca dengan lantang

Mendengar kata-kata akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata.

3.    Baca perlahan

Tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain.

4.    Beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri

Proofreading membutuhkan fokus yang intens, dan sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lama.

 

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan misalnya:

*   Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.

*   Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

*   Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

 

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan.

Silakan menuju laman:  https://ejaan.kemdikbud.go.id/  berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.

 

Salah satu "tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami". Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Bagaimana menyiasati permasalahan ini?

Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu.  Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang.

 

Editor dan proofreader apakah sama?

Pada saat tertentu sama, tetapi sebenarnya berbeda.

 

Apakah proffreading ini sesuatu tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial?

Iya. Kita menulis laptop menggunakan keyboard, di tablet atau HP pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat, akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf. Misalnya begitu.

 

Kapan melakukan proofreading? Apakah pada saat menulis baru satu paragraf atau setelah tulisan selesai?

JANGAN SEKALI-KALI MELAKUKAN PROOFREADING KETIKA TUILISAN BELUM SELESAI ATAU BELUM JADI HINGGA PARAGRAF TERAKHIR.

 

Selain typo adakah ciri-ciri lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca?

Ada. Hindari kesalahan minor yang "mengganggu" kenyamanan pembaca. Pedomani EYD untuk penggunaan tanda baca dan tentu saja kosa kata. Kalau kalimatnya muter-muter dengan kosa kata yang itu-itu saja, akan membuat kalimat tidak efektif dan membosankan.

 

Untuk melakukan proofreading apa bisa kita lakukan seorang diri?

Untuk kepentingan pengiriman resume, kadang diburu oleh waktu. Namun, sesudahnya bisa diedit kembali atau diperbarui tulisan kita di blog. Kita bicara lebih banyak untuk tulisan lain selain tugas meresume, misalnya nanti jika kita akan menyatukannya menjadi buku, maka naskah kita selesaikan, sesudah itu, lakukan proofreading sebagaimana sudah dijelaskan langkahnya.

 

Bagaimana kita bisa fokus dan konsisten menulis lugas dan jelas ketika kita dituntut untuk runtut menulis cerita, dan bagaimana kita menulis yg baik dan benar namun tidak ingin terbebani perasaan apakah tulisan itu salah atau tidak?

Seharusnya begitu. Tulis saja sampai selesai. Agar tidak lewat begitu saja dan lupa. Ilmu menulis, diterapkan ketika menulis, misalnya satu paragraf satu ide pokok. Selebihnya, memainkan kosa kata menjadi kalimat yang enak dibaca. Sedangkan tata bahasa, aturan EYD, digunakan setelah tulisan selesai. Jadi, jangan terbebani dengan perasaan. Apalagi rasa bersalah.

 

Apakah penulis-penulis dulu itu memakai proofreading dalam membuat tulisanya? Bagaimana kita yang mempunyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana untuk aplikasi tersebut?

Jangan dikira penulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah proklamasi juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading. Secara manual saja, diprint (dicetak) lalu dibaca ulang, tandai dengan tinta berwarna, misalnya merah atau biru.

 

Berbaris-baris dahulu,

memanjat dinding kemudian,

nulis-nulis saja dahulu,

lakukan proofreading belakangan.

 

 

Nama                  : Puspitasari Megahana

Kelas                   : KBMN 28

Hari / Tanggal    : Jum’at, 3 Februari 2023

Tema                   : Proofreading sebelum menerbitkan tulisan

Narasumber      : Susanto, S.Pd.

Moderator         : Helwiyah, S.Pd.,MM. 

8 komentar:

Usaha Penerbitan Buku

  Resume ke.        : 30 Gelombang        : 28 Hari, tgl.             : Jumat, 17 Maret 2023 Tema.                  : Usaha Penerbitan...