Proofreading
dahulu, publishing kemudian.
Apa kabar teman-teman Pegiat
Literasi Nusantara (PLN) di seluruh Indonesia?
Semoga semua sehat-sehat, bahagia
dan tetap semangat 👍❤️🇮🇩
Moderator kelas menulis kali ini
adalah Bu Helwiyah, S.Pd.,MM., biasa disapa Bu Ewi untuk membersamai kita semua
dalam pertemuan ke-12 dari 30 pertemuan kelas Belajar Menulis angkatan 28
Bunga sekuntum mekar berseri,
Disunting gadis dari Betawi,
Assalamu Alaikum pegiat literasi,
Salam jumpa dengan Bu ewi
Beliau adalah alumni Kelas Menulis
Belajar Nusantara angkatan 20.
Semoga kelas ini dapat menginspirasi
dan memotivasi diri mewujudkan mimpi menjadi penulis sejati.
Bagi pemikir, buah fikirnya hanya
akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis.
Bagi pembicara, pembicaraannya hanya
akan menguap lewat suara bila tak dituliskan.
Bagi penulis, tulisannya akan
tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.
Bagi penulis media, tulisnnya akan
tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan.
Maka, ucapkan
dan tuliskan yang ada dalam fikiran.
Publikasikan
dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya.
Abadi dalam
bentuk kumpulan buah fikiran yang
tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.
Bagaimana
caranya?
Sahabat pegiat
literasi sekarang sudah berada di tempat yang tepat 👍
Kita berliterasi membaca dulu ya teman-teman...
Sekedar
berkenalan dengan narsum kita. Memiliki nama lengkap Susanto, S.Pd. dengan nama
komunitas “Pak D”. Kelahiran Gombong Kebumen tahun 1971 yang berprofesi sebagai
guru SD Negeri dan menetap di Sumatera Selatan. Beliau adalah alumni Kelas
Belajar Menulis Angkatan 15.
Untuk mengenal
seseorang lebih jauh, bisa kita kenali lewat tulisannya di www.blogsusanto.com
Pernah membaca
tulisan yang salah ejaan dan typo pengetikan?
Bagaimana
rasanya?
Jika kita di
posisi penulisnya, apa yang harus dilakukan sebelum tulisan dipublish?
Judul materi pertemuan
ke-12 ini adalah “Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan”
Naah, apa itu proofreading?
Agar tulisan kita minim kesalahan,
jika tidak bisa sempurna 100%. Simpan dan baca dulu, ambil inti sarinya agar
terhindar dari saltem (salin tempel).
Setelah tulisan
'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting atau padanannya
barangkali self editing, ya?
Langkah-langkah
swasunting:
1. Endapkan tulisan Anda selama beberapa
waktu
2. Meminta teman membaca tulisan kita
3. Meminta seorang proofreader
4.
Menggunakan aplikasi atau “editing tools”
Tahapan
menulis:
1.
Drafting
Tulis draft pertama. Ubah ide
menjadi kalimat dan hubungkan.
2.
Proofreading
Periksa konten, tata Bahasa, dan
kosa kata.
3.
Redrafting
Tulis
ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan. (Draft ulang jika perlu)
Proofreading
adalah tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk
menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku
atau formatter.
Tips melakukan proofreading:
1.
Perhatikan detail
Proofreading
adalah jenis membaca yang berbeda. Kita harus membaca setiap huruf, setipa tanda baca, dan setiap spasi.
2.
Membaca dengan lantang
Mendengar
kata-kata akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata.
3.
Baca perlahan
Tulisan
nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama
untuk mengoreksi daripada yang lain.
4. Beristirahat dan berbaik hati pada
diri sendiri
Proofreading
membutuhkan fokus yang intens, dan sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka
waktu yang lama.
Alat yang
digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI
dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk
pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek
Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Ada beberapa
perubahan misalnya:
Perubahan
kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang
berkaitan dengan Tuhan.
Pada
ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan
digabung sesuai syarat dan ketentuannya.
Sementara
pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau
kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah
dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Contohnya: Yang
Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Aturan
penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan.
Silakan menuju
laman:
https://ejaan.kemdikbud.go.id/
berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan
kita.
Salah satu
"tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa
diterima logika dan dipahami". Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading
atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat
difahami. Bagaimana menyiasati permasalahan ini?
Permasalahannya,
jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya
kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN
dahulu. Jika cara itu juga kita merasa
seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain,
meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan
merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya,
penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang.
Editor dan proofreader
apakah sama?
Pada saat tertentu sama, tetapi
sebenarnya berbeda.
Apakah proffreading ini sesuatu
tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial?
Iya. Kita
menulis laptop menggunakan keyboard, di tablet atau HP pun menggunakan
keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat, akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol
tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf. Misalnya begitu.
Kapan
melakukan proofreading? Apakah pada saat menulis baru satu paragraf atau
setelah tulisan selesai?
JANGAN
SEKALI-KALI MELAKUKAN PROOFREADING KETIKA TUILISAN BELUM SELESAI ATAU
BELUM JADI HINGGA PARAGRAF TERAKHIR.
Selain typo adakah ciri-ciri
lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca?
Ada. Hindari
kesalahan minor yang "mengganggu" kenyamanan pembaca. Pedomani EYD untuk penggunaan tanda
baca dan tentu saja kosa kata. Kalau kalimatnya muter-muter dengan kosa kata
yang itu-itu saja, akan membuat kalimat tidak efektif dan membosankan.
Untuk
melakukan proofreading apa bisa kita lakukan seorang diri?
Untuk
kepentingan pengiriman resume, kadang diburu oleh waktu. Namun, sesudahnya bisa diedit kembali atau
diperbarui tulisan kita di blog. Kita bicara lebih banyak untuk tulisan lain
selain tugas meresume, misalnya nanti jika kita akan menyatukannya menjadi
buku, maka naskah kita selesaikan, sesudah itu, lakukan proofreading
sebagaimana sudah dijelaskan langkahnya.
Bagaimana
kita bisa fokus dan konsisten menulis lugas dan jelas ketika kita dituntut
untuk runtut menulis cerita, dan bagaimana kita menulis yg baik dan benar namun
tidak ingin terbebani perasaan apakah tulisan itu salah atau tidak?
Seharusnya begitu. Tulis saja sampai
selesai. Agar tidak lewat begitu saja dan lupa. Ilmu menulis, diterapkan ketika
menulis, misalnya satu paragraf satu ide pokok. Selebihnya, memainkan kosa kata
menjadi kalimat yang enak dibaca. Sedangkan tata bahasa, aturan EYD, digunakan
setelah tulisan selesai. Jadi, jangan terbebani dengan perasaan. Apalagi
rasa bersalah.
Apakah
penulis-penulis dulu itu memakai proofreading dalam membuat tulisanya? Bagaimana kita yang mempunyai
keterbatasan dalam hal sarana prasarana untuk aplikasi tersebut?
Jangan dikira
penulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah proklamasi
juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading.
Secara manual saja, diprint
(dicetak) lalu dibaca ulang, tandai dengan tinta berwarna, misalnya merah atau
biru.
Berbaris-baris
dahulu,
memanjat
dinding kemudian,
nulis-nulis
saja dahulu,
lakukan proofreading
belakangan.
Nama : Puspitasari Megahana
Kelas : KBMN 28
Hari / Tanggal : Jum’at, 3 Februari 2023
Tema : Proofreading sebelum
menerbitkan tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd.
Moderator : Helwiyah, S.Pd.,MM.
resumenya semakin enak dibaca
BalasHapusBimbing terus ya Om
HapusBagus, rapi
BalasHapusBanyak belajar dari Mba RAmbawani
HapusJadi faham ttg profreading dgn membaca resume ini. Mantappz
BalasHapusMau mengikuti jejak Mba Wid
HapusResume yang lengkap.
BalasHapusMasih memcoba belajar
Hapus