KAIDAH PANTUN
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan kita hampir separuh dari
materi KBMN 28 telah kita ikuti. Bersama Bapak Dail Ma'ruf yang kadang
dipanggil Pak Damar akan menemani Narasumber kita pada materi ke-13. Kita akan
bersama Mas Miftahul Hadi, S.Pd. dengan materi yang sangat menarik dan
membahagiakan yaitu: “Kaidah Pantun”
Beliau adalah alumni Kelas Belajar Menulis angkatan 17. Mari sejenak
kita intip profil narasumber di https://anyflip.com/wiirj/cfbd/
Kalau Puan pergi ke Pasar
Jangan lupa membeli payung
Kalau tuan ingin hatinya Bugar
Jangan lupa membuat pantun
Teman-teman, apa yang ada di benak kita jika mendengar kata pantun??
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
Di Sunda, pantun dikenal dengan
istilah paparikan (Suseno, 2006)
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon manga
Enak rasanya berbini sumbing
Meskipun marah ketawa juga
Sing getol nginum jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan ilmu,
Gunana Dunya akhirat.
Artinya :
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah tuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.
Di Jawa, pantun dikenal dengan
istilah parikan (Suseno, 2006)
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
Artinya :
Semua bergelung konde,
Manakah si Gelung Jawa,
Semua sudah ada yang punya,
Siapakah yang belum punya.
Nah, karena di Indonesia banyak
ragamnya, pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada
sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the
Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis
(17/12/2020)
Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan
tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang
kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat,
yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri
dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi
pantun.
Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018;
Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan
kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga
sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”.
Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai
“Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan
dengan etika (Mu’jizah, 2019)
Apa saja kaidah pantun itu?
Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi
sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali
sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa
juga disisipi pantun. Selain itu, pantun juga melatih seseorang berfikir
tentang makna kata sebelum berujar.
Mari teman-teman, kita kupas satu persatu tentang pantun.
Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap
baris
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Apa bedanya pantun, syair, gurindam dengan
karmina?
Ø Ciri-ciri Pantun
Satu bait pantun terdiri atas empat baris. Lalu, satu baris itu idealnya
terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian, satu baris pantun terdiri atas
delapan sampai dua belas suku kata. Asal tidak melebihi dua belas suku kata. Tiap
baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata. Baris pertama dan
kedua disebut sampiran. Baris ketiga dan keempat disebut isi. Ini yang disebut persajakan.
Pantun yang baik, memiliki sajak
a-b-a-b. Apakah boleh pantun menggunakan sajak a-a-a-a?? Boleh saja, namun akan
mengurangi keindahan pantun itu sendiri.
Contoh:
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
Ø Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri
atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat
memiliki hubungan/saling berkaitan.
Contoh:
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Ø Gurindam hanya terdiri atas dua
baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan. Gurindam
singkat padat --bermakna
Contoh gurindam:
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Ø Karmina, terdiri atas dua baris.
Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya. Sebab akibat.
Contoh:
Kalau peserta semuanya fokus,
Niscaya semua pasti akan lulus
Trik pertama: carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama, minimal dua
huruf.
Trik kedua: pahami ciri-ciri pantun.
Trik ketiga: Jika membuat pantun,
susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. Baru yang terakhir, susun baris pertama dan
kedua. Isinya dulu baru sampiran.
Itu beberapa trik mudah membuat pantun.
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara
lain:
1.
Pantun nasihat: pantun yang isinya (baris ketiga
dan keempat) nasihat kebaikan.
Contoh :
Tegak
berdiri si batang Suji,
Tanam di
samping petai cina,
Sejak
kecil rajin mengaji,
Sudah
besar tentu berguna.
2. Pantun jenak : pantun yang berisi
hal-hal lucu
Contoh :
Ikan gabus
ada di rawa,
Ikan lele
ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Perbedaan pantun dan puisi.
Hal mendasar, pantun terikat
jumlah baris, sedangkan puisi jumlah barisnya bebas.
Sedangkan sajak adalah puisi
Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris.
Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekarang ini
banyak sekali event perlombaan dendang pantun.
Nama : Puspitasari Megahana
Kelas : KBMN 28
Pertemuan : 13
Hari / Tanggal : Senin, 6-2-2023
Tema : Kaidah
Pantun
Moderator : Dail Ma’ruf, M.Pd.
Narasumber : Miftahul Hadi, S.Pd.
Lengkap dan informatif
BalasHapusTerima kasih Mba Wid
HapusKomplit
BalasHapusBelajar dari Mba Lilik juga
HapusKeren bingits
BalasHapusMakasih Mba Milma
Hapus