Moderator yang akan memandu kelas menulis pertemuan ini
adalah Ibu Raliyanti, S.Sos., M.Pd. Dan narasumber kita adalah seorang ibu muda
yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan segudang prestasinya yang
luar biasa. Beliau adalah ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru
berprestasi dan sangat menginspirasi. Alumni kelas menulis KBMN Gelombang Ke-7.
Silakan diintip
dulu profil beliau: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Materi kali ini bertema "Mengatasi Writer's Block"
Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap
dengan prosesnya. Tak bisa instan tentunya. Diperlukan jam terbang yang cukup
banyak agar bisa menjadi hebat.
Beliau senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum
SD). Senang menulis sejak di Sekolah Dasar (dalam buku diary). Ketika sudah beranjak
SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di
buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Bahkan menulis diary dalam bahasa Inggris juga.
Sampai SMA pun masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membacanya sempat
berkomentar bahwa tulisannya sudah seperti novel. Saat remaja, banyak emosi
yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja.
Secara tak
disadari, menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing
yang baik. Contoh, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya
untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb.
Kebiasaan
menulis bisa memberi banyak manfaat. Di antaranya:
- Ketika kuliah, beliau memenangkan juara dua dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa Jurusan, dalam membuat buku Petualangan Kimia bersama teman-temannya.
- Pada 2009-2010 menulis proposal bersama teman-temannya dan berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Jumlah tersebut tentu sangat besar.
- Bukunya terbit di penerbit mayor. Angkatan pertama tantangan menulis Bersama Prof. Eko
- Bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak.
Mengajar di boarding school dengan aktivitas yang
padat membuatnya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan. Hingga
akhirnya di awal masa pandemi, beliau mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan
masuk di angkatan ke-7. Sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk
membuat resume, akhirnya kembali aktif menulis di blog.
Disadari
atau tidak, ternyata menulis memiliki banyak manfaat. Ada yang menulis
karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun
alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk
yang berbahasa dan berbudaya. Nah, lalu apa kaitannya dengan writer's block?
Mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis
itu maknanya luas. Ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis
ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb. Menulis adalah kata kerja yang
hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis,
jurnalis atau blogger, tetapi ada juga copywriter yg tulisannya mengajak
orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat
tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah
film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX
writer, dll. Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus
WB alias Writer's Block.
Tak peduli
tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk
dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk
mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena, WB ini bisa menjangkit dalam
hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa
cepat kita menyadari dan mengatasinya.
Sederhananya, WB adalah kondisi di mana kita mengalami
kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal
ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.
Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak
tahun 1940-an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang
psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang.
Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai
"virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.
Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor
penyebabnya, bukan?
Begitu pula
dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu
mengenali penyebabnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:
1. Pertama, mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.
Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat
WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan
ketiga. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan,
tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian
yang padat juga dapat memicu stress.
Pada akhirnya, jangankan
menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi
alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya
pasti menyenangkan.
2. Kedua, Memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.
Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata.
Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.
3. Terakhir yang bisa menyebabkan WB
adalah terlalu perfeksionis. Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB.
Terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary
berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.
Kondisi menulis di mana kita tidak memikirkan
salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal
dengan istilah free writing atau menulis bebas.
Yuk, dicoba
menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya. Bukankah tulisan yang
buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?
Nama : Puspitasari Megahana
Kelas
menulis : KBMN Angkatan 28
Tema : Mengatasi Writer's
Block
Hari / Tanggal :
Senin, 23 Januari 2023
Narasumber : Ditta
Widya Utami, S.Pd., Gr.,
Moderator : Raliyanti,
S.Sos., M.Pd.
Great bunda sudi mamoi k blok saya ya thank
BalasHapushttps://nurhasnaheducator.blogspot.com/ ini blog saya bun thank
BalasHapusSiap
HapusSemangat !
BalasHapusSilahkan mampir lilik-kistiana.blogspot.com