Minggu, 12 Februari 2023

Tips CLBK Dalam Menulis

 


Tips CLBK Dalam Menulis

 

Teman-teman bloger semuanya. Tak terasa kita sudah memasuki setengah perjalanan belajar menulis. Semoga kita sampai ke pertemuan ke-30. Sebab menulis dan membaca sudah menjadi sebuah kebutuhan. Sama halnya kita makan dan minum. Bila tak minum kita merasa haus, bila tak makan kita merasa lapar. Bila kita mempunyai komitmen menulis, maka kumpulan tulisan di blog akan menjelma menjadi buku yang bermutu. Kita mengumpulkan sedikit demi sedikit tulisan yang berserakan di blog sendiri.

Kali ini kita akan dipandu oleh ibu Arofiah Afifi selaku moderator yang lebih dikenal dengan Ovi, akan mengawal dan mendampingi narasumber kita, Pak Yulius Roma Patandean. Yang akan memberikan ilmu dan pengalamannya kepada kita semuanya. Judulnya “Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis”.

MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI

"Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya." -Stephen King-

"Jika ditanya, 'Bagaimana kamu menulis’? Saya akan menjawab, ‘satu demi satu kata’.” -Stefen King-

Tulis dan rangkailah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk suatu kisah panjang yang disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan yakinlah karyamu akan berhasil. Untuk mendukung karya tulis kita, agar tercipta karya sebuah buku mari kita simak bersama materi ini.

Langkah menyusun buku secara sistematis:

Materi kita kali ini bertema "Langkah menyusun buku secara sistematis". Sebelum membahas tentang langkah menyusun buku. Apa sih pentingnya kita menulis buku ?

Salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Artinya kita pantas menghargai diri kita sendiri. Sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya. Juga memberi manfaat kepada orang banyak. Sebagai bukti sejarah bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Sehingga kita akan semakin sungguh-sungguh dengan membuat dan menyusun buku secara sistematis.

Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. adalah sebagai penulis dan editor profesional, dengan menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku Non Fiksi. Narasumber kita ini lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan jenjang S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007) dan melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Beliau merupakan guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015. Pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia.

Prestasi yang pernah diraihnya adalah guru berprestasi jenjang SMA Kabupaten Tana Toraja tahun 2016. Pemenang ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu pada ajang Gurulympics PGRI tahun 2020. Yuk simak dulu biodata beliau biar tidak penasaran di https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html. Beliau juga adalah salah satu alumni dari program KBMN, tepatnya di bulan Maret-April tahun 2020 di Gelombang 9.

Ø Menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa.

Ø Ternyata menulis adalah sesuatu yang membuat ketagihan.

Ø Menulis harus dibiasakan setiap hari.

Ø Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog.

Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi.

Jika masih ragu-ragu, maka COBAlah. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada per-COBA-an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.

Ketika menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN!  bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.

Dan disimpulkan “CLBK” (Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten)

Bagaimana Menemukan ebook gratis yang bisa dimasukkan ke mendeley? Dan jika DOI dari jurnal terkunci, bisakah membukanya dengan gratis?

Caranya sangat gampang. Masuk ke pdfdrive. Di sana ada ribuan bahkan jutaan buku-buku online dengan versi gratis untuk kita gunakan. Pdfdrive adalah perpustakaan portable. Ini linknya: https://www.pdfdrive.com/. Nah, terkait DOI jurnal terkunci, maka kita harus mengikuti petunjuk/anjuran/aturan dari penerbit jurnal tersebut. Biasanya berbayar, makanya tertutup.

Apakah sistematika penulisan ini berlaku untuk penulisan non fiksi atau juga karya fiksi? Kalau memang untuk keduanya, sistematika penulisan yang benar utk buku fiksi seperti apa?

Langkah-langkahnya sama, yang membedakan adalah pengisian Indeks dan Daftar Pustakanya.

Adakah saran aplikasi untuk menulis buku dari HP dan gratis?

Aplikasi menulis paling populer di android adalah Wattpadd. Atau bisa juga mencoba Gramedia Writing Project, Writer Tools, Writer Plus, Novelist, dll. Atau simpan tulisan di blog Kompasiana.

Jika buku kita adalah kumpulan artikel yang ditulis di blog, bagaimana menyusun judul dan babnya, sementara setiap pertemuan dibahas masing-masing tema yang berbeda?

Langsung praktekkan saja di Ms. Word, berikan judul sesuai judul materi tiap pertemuan. Tinggal mengurutkan yang sama atau mirip topiknya. Sehingga naskah bukunya menjadi buku solo bentuk Bunga Rampai.

Apakah menulis di buku sistematika penulisannya sama dengan kita menulis non fiksi di blog?

Menulis di blog sebenarnya bebas, tinggal mengikuti tools yang ada di template sehingga lebih teratur dan menarik untuk dibaca. Metode menulis buku sedikit berbeda dengan menulis di blog. Uniknya, naskah di blog, bisa dijadikan naskah buku, dan naskah buku bisa dijadikan resensi di blog.

Apa alasan memilih Microsoft Word yang gratisan?

Alasan utamanya adalah mudah diaplikasikan dan terdapat di mana-mana, tak butuh internet untuk menggunakannya. Fasilitas ada di semua versi Ms Office.

Mohon tips/cara mudah agar dapat memulai kata-kata saat memulai menulis? Karena kadang sulit memulai merangkai tulisan.

Tipsnya: langsung tuliskan saja. Biarkan tidak beraturan, nanti ada waktu luang untuk membaca dan mengurutkannya dengan baik. Mulailah dari apa yang dilihat. Pakai bahasa sederhana saja.

Adakah tips untuk memulai menulis?

Tipsnya: CLBK (Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten). Percaya diri, yakinkan diri bahwa saya bisa. Mulailah apa adanya, apapun yang dituliskan adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dan pasti ada penikmatnya sendiri. Tak ada tulisan yang tak bernilai, hanya menunggu jodohnya untuk dibaca, seperti tulisan di blog. Awalnya sepi-sepi pembaca, sebulan kemudian sudah ratusan atau bahkan ribuan pembaca.

Bila kita membukukan tulisan kita dari blog, apa nanti tidak termasuk plagiat meski dari blog pribadi?

Tentu tidak. Cantumkan tautan/link tulisan kita dari blog.

Bagaimana triknya agar bisa menulis cepat seminggu menjadi buku?

Konsisten dan luangkan waktu, gabungkan referensi dari pengalaman pribadi dengan referensi dari sumber lain seperti internet, surat kabar, youtube dll.

Apakah menulis buku fiksi dan non-fiksi itu perlu dalam jumlah tertentu? Dan apakah harus pakai pustaka? Kisah perjalanan itu masuk fiksi atau non-fiksi?

Menulis buku apa saja versi UNESCO minimal 40 halaman. Tapi saya sarankan minimal 70 halaman ukuran kertas A5. Kalau 40 halaman masih terlalu tipis, penerbit tentu berpikir juga untuk mencetaknya. Buku Non Fiksi sebaiknya pakai Daftar Pustaka karena bersifat ilmiah sementara fiksi tidak wajib. Kecuali fiksi dalam bentuk kumpulan puisi/cerpen, jika ada yang diikuti dari sumber lain, sebaiknya dicantumkan agar tidak tergolong plagiasi.

Untuk membuat kerangka tulisan tulisan yang bagus dari sebuah judul yang kita pilih, langkah apa yang sebaiknya kita lakukan agar menarik minat baca para pembaca?

Buat tulisan dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan judul/bab/sub bab yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian ke bagian saling melengkapi. Intinya, percaya diri dengan tulisan sendiri.

Saat membuat tulisan nonfiksi, apakah yang menjadi referensi sebaiknya berupa buku atau bolehkah referensi dari artikel?

Semuanya boleh. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Sumber tulisan adalah dasar untuk landasan teori yang kita tuliskan.

Bagaimana membuat rangkaian kata-kata untuk menjelaskan suatu definisi atau pemikiran baku sehingga berniat copas tapi khawatir terkategorikan plagiat?

Buat parafrase baru atau ringkas kalimat yang disadur tersebut. Jika mengambil utuh, sebaiknya taruh dalam tanda "..." dan cantumkan sumbernya. Sehingga tidak masuk kategori plagiasi.

Aplikasi mendeley itu untuk menyitasi referensi? Bagaimana menginstalnya? Apa seperti install Windows?

Mendeley itu aplikasi. Cara kerjanya mirip dengan Ms Word. Silahkan coba di sini. https://www.mendeley.com/. Download untuk versi desktop dan ikuti petunjuk instalnya. Hal yang sama terjadi untuk aplikasi Zotero https://www.zotero.org/ Keduanya bisa untuk Windows.

Kalau seandainya ditulis manual / diketik manual dalam pengerjaan pembuatan bukunya, apakah lebih bagus yang memakai aplikasi atau yang manual? Sebab kalau tidak praktek disertai dengan ahlinya susah.

Bisa pakai Writer + di android, ada juga di Google Docs. Kendalanya adalah aplikasi tidak mengenal tanda baca dan huruf kapital, sehingga tetap kita akan mengedit ulang dan otomatis membaca ulang. Kesimpulan: menulis manual masih lebih efektif. Nah, dengan mengetik manual sebenarnya kita menulis sambil belajar dan menambah ilmu, karena kita sudah membaca berulang-ulang. Cobalah, pasti bisa.

Jika hendak membukukan tulisan-tulisan di Kompasiana, bagaimana caranya? Apakah semua judul/link disalin dan diketik dulu di satu kertas? Apakah perlu diedit ulang, dikurangi/ditambah? Sudah publish di Kompasiana, kemudian dibukukan, bolehkah? Perlu ijin ke Kompasiana? Judulnya perlu diubah, atau bagaimana?

Bisa mengambil semua judul, atau buat judul serupa. Ambil naskah seutuhnya dari Blog Kompasiana tidak masalah. Tapi cantumkan tautan artikel blognya di referensi atau catatan kaki. Cara menyisipkan ada di tool Ms Word.

Lebih bagus jika sempat mengedit ulang dan menambahkan penjelasan/contoh/tambahan informasi. Sudah dipublish di blog? Kenapa tidak, ambil dan bukukan, tapi ingat sumber artikelnya dicantumkan. Jika dipandang perlu, silakan ringkas judul atau perbaiki.

Apakah boleh, seandainya membuat sistematika buku dengan kreasi sendiri tanpa kaidah?

Sangat boleh, itu keunikan sendiri.

Apakah boleh membuat buku tanpa menambahkan kutipan/refensi, dan isinya adalah hasil pemikiran sendiri?

Kenapa tidak. Jika idenya beragam dan tidak terkait satu sama lain, jadikan naskahnya tulisan Bunga Rampai. Ayo coba dan lanjutkan.

 

“Yakinlah dengan kemampuan diri kita. Menulislah, tuliskan apa saja, dan terbitkan bukumu. Jadilah bagian dari peradaban. Boleh miskin harta dan jabatan, tapi bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah lewat program menulis ini.” - Yulius Roma Patandean-

 

 

Nama                  : Puspitasari Megahana

Kelas                   : KBMN 28

Pertemuan         : ke-15

Tema                   : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Hari / Tanggal    : Kamis, 10 Februari 2023

Narasumber      : Yulius Roma Patandean, S.Pd.

Moderator         : Arofiah Afifi, S.Pd.

 

3 komentar:

  1. resumenya semakin enak dibaca, semoga kelak menjadi buku yang bermutu.

    BalasHapus
  2. Masya Alah super lengkap tertata rafi, afik, tampilan blog yang elgean membuat nyaman dibaca mantap

    BalasHapus

Usaha Penerbitan Buku

  Resume ke.        : 30 Gelombang        : 28 Hari, tgl.             : Jumat, 17 Maret 2023 Tema.                  : Usaha Penerbitan...