Tips
CLBK Dalam Menulis
Teman-teman
bloger semuanya. Tak terasa
kita sudah memasuki setengah perjalanan belajar menulis. Semoga kita sampai ke
pertemuan ke-30. Sebab menulis dan membaca sudah menjadi sebuah kebutuhan. Sama
halnya kita makan dan minum. Bila tak minum kita merasa haus, bila tak makan
kita merasa lapar. Bila kita mempunyai komitmen menulis, maka kumpulan tulisan
di blog akan menjelma menjadi buku yang bermutu. Kita mengumpulkan
sedikit demi sedikit tulisan yang berserakan di blog sendiri.
Kali ini kita
akan dipandu oleh ibu Arofiah Afifi selaku moderator yang lebih dikenal dengan
Ovi, akan mengawal dan mendampingi narasumber kita, Pak Yulius Roma Patandean.
Yang akan memberikan ilmu dan pengalamannya kepada kita semuanya. Judulnya “Langkah
Menyusun Buku Secara Sistematis”.
MENULISLAH
SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI
"Saat-saat
yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya."
-Stephen King-
"Jika ditanya, 'Bagaimana
kamu menulis’? Saya akan menjawab, ‘satu demi satu kata’.”
-Stefen King-
Tulis dan
rangkailah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk suatu kisah
panjang yang disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan
yakinlah karyamu akan berhasil. Untuk mendukung karya tulis kita, agar tercipta
karya sebuah buku mari kita simak bersama materi ini.
Langkah menyusun buku secara
sistematis:
Materi kita kali ini bertema "Langkah
menyusun buku secara sistematis". Sebelum membahas tentang langkah
menyusun buku. Apa sih pentingnya kita menulis buku ?
Salah satu sarana untuk memberikan
apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Artinya
kita pantas menghargai diri kita sendiri. Sebagai personal branding,
sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya. Juga memberi manfaat
kepada orang banyak. Sebagai bukti sejarah bahwa kita pernah hidup di dunia ini.
Sehingga kita akan semakin sungguh-sungguh dengan membuat dan menyusun
buku secara sistematis.
Bapak Yulius
Roma Patandean, S.Pd. adalah sebagai penulis dan editor profesional, dengan
menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku
Non Fiksi. Narasumber kita ini
lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan jenjang S1
Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007)
dan melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Beliau
merupakan guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015. Pernah
menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia
Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil
Indonesia.
Prestasi yang pernah diraihnya
adalah guru berprestasi jenjang SMA Kabupaten Tana Toraja tahun 2016. Pemenang
ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2017. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu pada ajang
Gurulympics PGRI tahun 2020. Yuk simak dulu biodata beliau biar tidak penasaran
di https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html.
Beliau juga adalah salah satu alumni dari program KBMN, tepatnya di bulan
Maret-April tahun 2020 di Gelombang 9.
Ø Menulis adalah sesuatu yang unik
ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa.
Ø
Ternyata menulis adalah sesuatu yang membuat
ketagihan.
Ø
Menulis harus dibiasakan setiap hari.
Ø
Semua
hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan
bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari
tuliskan ide melalui blog.
Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa
digunakan agar tulisan naskah buku itu bisa "sistematis". Ada
Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi.
Jika masih ragu-ragu, maka COBAlah. Menulis,
menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa
semata tanpa ada per-COBA-an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran
untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala
mencoba.
Percobaan
mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran.
Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak
melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir
bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis
membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan,
yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran
tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.
Ketika menulis
harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN!
bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah
karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh
paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.
KONSISTEN
adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang
selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi
konsisten dalam mempraktekkannya.
Dan
disimpulkan “CLBK” (Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten)
Bagaimana
Menemukan ebook gratis yang bisa dimasukkan ke mendeley? Dan jika DOI dari
jurnal terkunci, bisakah membukanya dengan gratis?
Caranya sangat
gampang. Masuk ke pdfdrive. Di sana ada ribuan bahkan jutaan buku-buku online
dengan versi gratis untuk kita gunakan. Pdfdrive adalah perpustakaan portable.
Ini linknya: https://www.pdfdrive.com/.
Nah, terkait DOI jurnal terkunci, maka kita harus mengikuti
petunjuk/anjuran/aturan dari penerbit jurnal tersebut. Biasanya berbayar,
makanya tertutup.
Apakah
sistematika penulisan ini berlaku untuk penulisan non fiksi atau juga karya
fiksi? Kalau memang untuk keduanya, sistematika penulisan yang benar utk buku
fiksi seperti apa?
Langkah-langkahnya
sama, yang membedakan adalah pengisian Indeks dan Daftar Pustakanya.
Adakah
saran aplikasi untuk menulis buku dari HP dan gratis?
Aplikasi
menulis paling populer di android adalah Wattpadd. Atau bisa juga mencoba
Gramedia Writing Project, Writer Tools, Writer Plus, Novelist, dll. Atau simpan
tulisan di blog Kompasiana.
Jika buku kita adalah kumpulan
artikel yang ditulis di blog, bagaimana menyusun judul dan babnya, sementara
setiap pertemuan dibahas masing-masing tema yang berbeda?
Langsung
praktekkan saja di Ms. Word, berikan judul sesuai judul materi tiap pertemuan.
Tinggal mengurutkan yang sama atau mirip topiknya. Sehingga naskah bukunya
menjadi buku solo bentuk Bunga Rampai.
Apakah
menulis di buku sistematika penulisannya sama dengan kita menulis non fiksi di
blog?
Menulis di blog sebenarnya bebas, tinggal mengikuti tools yang ada di template sehingga lebih teratur dan menarik untuk dibaca. Metode menulis buku sedikit berbeda dengan menulis di blog. Uniknya, naskah di blog, bisa dijadikan naskah buku, dan naskah buku bisa dijadikan resensi di blog.
Apa alasan memilih
Microsoft Word yang gratisan?
Alasan
utamanya adalah mudah diaplikasikan dan terdapat di mana-mana, tak butuh
internet untuk menggunakannya. Fasilitas
ada di semua versi Ms Office.
Mohon tips/cara mudah agar dapat
memulai kata-kata saat memulai menulis? Karena kadang sulit memulai merangkai
tulisan.
Tipsnya: langsung tuliskan saja.
Biarkan tidak beraturan, nanti ada waktu luang untuk membaca dan mengurutkannya
dengan baik. Mulailah dari apa yang dilihat. Pakai bahasa sederhana saja.
Adakah tips untuk memulai menulis?
Tipsnya: CLBK
(Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten). Percaya diri, yakinkan diri bahwa saya
bisa. Mulailah apa adanya, apapun yang dituliskan adalah sebuah pencapaian yang
luar biasa dan pasti ada penikmatnya sendiri. Tak ada tulisan yang tak bernilai, hanya
menunggu jodohnya untuk dibaca, seperti tulisan di blog. Awalnya sepi-sepi
pembaca, sebulan kemudian sudah ratusan atau bahkan ribuan pembaca.
Bila kita membukukan tulisan kita
dari blog, apa nanti tidak termasuk plagiat meski dari blog pribadi?
Tentu tidak. Cantumkan tautan/link
tulisan kita dari blog.
Bagaimana triknya agar bisa menulis
cepat seminggu menjadi buku?
Konsisten dan luangkan waktu,
gabungkan referensi dari pengalaman pribadi dengan referensi dari sumber lain
seperti internet, surat kabar, youtube dll.
Apakah menulis buku fiksi dan
non-fiksi itu perlu dalam jumlah tertentu? Dan apakah harus pakai pustaka? Kisah
perjalanan itu masuk fiksi atau non-fiksi?
Menulis buku apa saja versi UNESCO
minimal 40 halaman. Tapi saya sarankan minimal 70 halaman ukuran kertas A5.
Kalau 40 halaman masih terlalu tipis, penerbit tentu berpikir juga untuk
mencetaknya. Buku Non Fiksi sebaiknya pakai Daftar Pustaka karena bersifat
ilmiah sementara fiksi tidak wajib. Kecuali fiksi dalam bentuk kumpulan
puisi/cerpen, jika ada yang diikuti dari sumber lain, sebaiknya dicantumkan
agar tidak tergolong plagiasi.
Untuk membuat kerangka tulisan
tulisan yang bagus dari sebuah judul yang kita pilih, langkah apa yang
sebaiknya kita lakukan agar menarik minat baca para pembaca?
Buat tulisan
dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan judul/bab/sub bab
yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian ke bagian saling
melengkapi. Intinya, percaya
diri dengan tulisan sendiri.
Saat membuat tulisan nonfiksi,
apakah yang menjadi referensi sebaiknya berupa buku atau bolehkah referensi
dari artikel?
Semuanya boleh. Jangan lupa
cantumkan sumbernya. Sumber tulisan adalah dasar untuk landasan teori yang kita
tuliskan.
Bagaimana membuat rangkaian
kata-kata untuk menjelaskan suatu definisi atau pemikiran baku sehingga berniat
copas tapi khawatir terkategorikan plagiat?
Buat parafrase baru atau ringkas
kalimat yang disadur tersebut. Jika mengambil utuh, sebaiknya taruh dalam tanda
"..." dan cantumkan sumbernya. Sehingga tidak masuk kategori
plagiasi.
Aplikasi mendeley itu untuk
menyitasi referensi? Bagaimana menginstalnya? Apa seperti install
Windows?
Mendeley itu
aplikasi. Cara kerjanya mirip dengan Ms Word. Silahkan coba di sini. https://www.mendeley.com/. Download untuk
versi desktop dan ikuti petunjuk instalnya. Hal yang sama terjadi untuk
aplikasi Zotero https://www.zotero.org/ Keduanya
bisa untuk Windows.
Kalau
seandainya ditulis manual / diketik manual dalam pengerjaan pembuatan bukunya,
apakah lebih bagus yang memakai aplikasi atau yang manual? Sebab kalau tidak
praktek disertai dengan ahlinya susah.
Bisa pakai Writer + di android, ada
juga di Google Docs. Kendalanya adalah aplikasi tidak mengenal tanda baca dan
huruf kapital, sehingga tetap kita akan mengedit ulang dan otomatis membaca
ulang. Kesimpulan: menulis manual masih lebih efektif. Nah, dengan mengetik
manual sebenarnya kita menulis sambil belajar dan menambah ilmu, karena kita
sudah membaca berulang-ulang. Cobalah, pasti bisa.
Jika hendak
membukukan tulisan-tulisan di Kompasiana, bagaimana caranya? Apakah semua
judul/link disalin dan diketik dulu di satu kertas? Apakah perlu diedit ulang, dikurangi/ditambah? Sudah
publish di Kompasiana, kemudian dibukukan, bolehkah? Perlu ijin ke Kompasiana? Judulnya
perlu diubah, atau bagaimana?
Bisa mengambil semua judul, atau
buat judul serupa. Ambil naskah seutuhnya dari Blog Kompasiana tidak
masalah. Tapi cantumkan tautan
artikel blognya di referensi atau catatan kaki. Cara menyisipkan ada di
tool Ms Word.
Lebih bagus
jika sempat mengedit ulang dan menambahkan penjelasan/contoh/tambahan
informasi. Sudah dipublish di blog? Kenapa tidak, ambil dan bukukan, tapi ingat
sumber artikelnya dicantumkan. Jika dipandang perlu, silakan ringkas judul atau
perbaiki.
Apakah
boleh, seandainya membuat sistematika buku dengan kreasi sendiri tanpa kaidah?
Sangat boleh, itu
keunikan sendiri.
Apakah
boleh membuat buku tanpa menambahkan kutipan/refensi, dan isinya adalah hasil
pemikiran sendiri?
Kenapa tidak.
Jika idenya beragam dan tidak terkait satu sama lain, jadikan naskahnya tulisan
Bunga Rampai. Ayo coba dan lanjutkan.
“Yakinlah
dengan kemampuan diri kita. Menulislah, tuliskan apa saja, dan terbitkan
bukumu. Jadilah bagian dari peradaban. Boleh miskin harta dan jabatan, tapi
bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah lewat program menulis ini.”
- Yulius Roma Patandean-
Nama : Puspitasari Megahana
Kelas : KBMN 28
Pertemuan : ke-15
Tema : Langkah Menyusun Buku
Secara Sistematis
Hari / Tanggal : Kamis, 10 Februari 2023
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd.
Moderator : Arofiah Afifi, S.Pd.
resumenya semakin enak dibaca, semoga kelak menjadi buku yang bermutu.
BalasHapusTerima kasih Om jay
BalasHapusMasya Alah super lengkap tertata rafi, afik, tampilan blog yang elgean membuat nyaman dibaca mantap
BalasHapus